Iklan

Antisipasi Menopause Dengan Isoflavon Tempe

Antisipasi Menopause Dengan Isoflavon Tempe
Antisipasi  Menopause

hidup bahagia di hari tua
Menopause merupakan face alamiah yang akan didapatkan pada setiap wanita, kondisi ini secara alami normal akan berlangsung seiring dengan bertambahnya usia dengan ditandai berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi. Menopause ini terjadi pada usia antara 40 dan 55 tahun, di mana para wanita sangat ketakutan, ada yang merasa terganggu ada juga yang merasa tidak, dalam arti sudah bisa memahami bahwa menopause adalah waktu yang harus ditempuh dan harus di jalani jika umur kita bisa mencapai sampai tua.

Sebelum melanjutkan bahasan di atas kita akan mengupas dulu tentang tempe, tempe adalah makanan
tradisional asli Indonesia sangat disukai oleh seluruh lapisan masyarakat. Kandungan yang terdapat pada tempe seimbang dengan sumber protein hewani seperti daging sapi, susu sapi, dan telur ayam. Pada proses
tempe kedelai
fermentasi tempe banyak terjadi perubahan biokimaia yang disebabkan oleh mikroba menguntungkan. Tidak hanya berkhasiat untuk menjaga kesehatan, tempe memiliki fungsi lain yaitu sebagai obat. Bahkan tempe sebagai pangan pencegah dan penyebuh antara lain kanker payudara, jantung, diare, dan anemia. Senyawa aktif di dalam tempe dihasilkan melalui proses transformasi dan sintesis oleh mikroorganisme pada proses pembuatan tempe, khususnya pada perendaman dan proses pemeraman. salah satu zat yang ada dalam tempe yang menjadi pusat perhatian adalah isoflavon, terbukti bahwa isoflavon selain bisa menurunkan  risiko osteoporosis, kanker, juga mengatasi masalah menopause. Beberapa penelitian menunjukan, isoflavon kedelai dapat mengurangi risiko oestopoross. Isoflavon memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan hormon estrogen dan obat oestoporosis ipriflavon yang merupakan isoflavon sintetis. Estrogen dan ipriflavon telah diketahui dapat melindungi densitas mineral tulang wanita setelah menopause. Hasil study menemukan bahwa isolat protein yang kaya akan isoflavon menghambat kehilangan tulang lumbar spine wanita pramenopause. Dari sebuah penelitian lain lagi juga menunjukan bahwa fisioestrogen (dari kacang kedelai) dapat mengurangi hot flushis, memperbaiki profil lemak plasma, serta perkembangan ateraskteratis, sehingga mencegah penyakit kardiovoskuler. Suatu efek yang menguntungkan bagi pengobatan menopause, konsumsi selalu produk tempe yang sangat bermanfaat dalam mengurangi berbagai gejala menopause sehingga kulit menjadi halus dan lembut, payudara tetap kenyal dan kencang, timbunan lemak di pinggul berkurang, hubungan seks pasti menjadi lebih bergairah.

Maka ditinjau dari manfaat di atas tempe bisa menbantu buat wanita dalam menjalani masa menopause, untuk itu harus diperhatikan juga dalam pengolahannya. Tempe yang dikonsumsi dimasyarakat umumnya diolah dengan cara digoreng. Pengolahan tempe dengan penggorengan tinggi dapat mengurangi nilai gizi tempe. Bahkan jika panas yang digunakan sangat tinggi (170-180 derajat Celcius) dapat merusak komponen-komponen organik dalam tempe yang sensitif terhadap panas. Untuk mendapatkan manfaat dan khasiat tempe untuk kesehatan, perlu teknik pengolahan yang baik. Pengolahan tempe disarankan dengan pengukusan atau perebusan seperti membuat pepes tempe atau tempe bacem. Pengolahan panas dengan uap seperti pengukusan tidak terlalu mempengaruhi kandungan gizi pada tempe. Melihat akan banyak sekali manfaat dari tempe, maka jangan ragu lagi untuk sering mengkonsumsi tempe.



Share This :
avatar

nice share brohh keep it up :) Mampir d Sni yak :)

Delete 30 Oktober 2014 pukul 20.24